Kamis, 23 Februari 2012

Biarkan Air Mengalir, Tuhan

"Jangan lari ke surgamu, sebelum matahari terbenam!"
 ..

               Namaku Valensia Sasqia, sebut saja aku Valen. Duduk di kelas satu, Sekolah Menengah Pertama. Hidupku tak bisa dilepaskan dari kebiasaan orang kota. Ayah adalah orang yang sibuk. Ibuku seorang arsitektur. Andi, kakak laki lakiku, sibuk dengan kegiatan OSIS nya. Rumah sebesar 5 hektar ini hanya berpenghuni aku, mas Susno ialah supir yang paling setia, Bibi Zuki ialah pembantu sekaligus teman curhatku di rumah. Istana kehidupanku yang sempit juga ditemani dengan sahabat sejatiku, Windy. Kami bersahabat dari sejak lahir. Windy adalah wanita berambut panjang, ikal, putih, jenius, bisa dibilang perfect, sih.
              Oke, kita mulai datang ke kehidupanku yang keras.
..
              Matahari sudah menampakan senyuman cahayanya. Suara bi Zuki juga sudah menggema di telingaku. Mata yang masih berat, terpaksa harus terbuka mengambil cahaya matahari. Langkah kakiku yang masih sayu sayu menuju kamar mandi, yah pasti untuk mandi.
              Mobil hitam mengkilat telah menungguku di lantai bawah. Mas Santo sesekali mengelap kaca depan mobil. Aku siap berangkat. Kecepatan mobil 60/km melaju ke sekolah ku, SMP Cendana. Aku turun dari mobil tahun 2000 itu. Sepatu hitamku terus melangkah menuju kelas Matematika.
              Baru sampai di sekolah, seperti biasanya, Windy telah menyapaku.
"Valen!" Tegur Windy. Aku membalas sapaannya dengan senyumanku. Oh, iya! Satu kelemahan Windy adalah ia sering berbohong, terkadang aku sendiri tak percaya akan kata katanya. 
              Hari ini Windy tak seperti biasanya. Ia banyak diam kini. Mungkin,ia berusaha menjadi pendengar yang baik. Aku bercerita tentang bi Zuki membangun kan ku dengan cara menyanyikan lagu Lady Gaga. Windy masih saja diam terpaku. Sesekali aku bertanya kepadanya, ada apa dengannya. Windy tiba tiba melihatku sejenak, dan langsung memelukku dengan erat. Pelukan Windy disertai air yang mengalir di bajuku, aku baru tersadar, Windy menangis. Windy, sebenarnya ada apa denganmu?
             Windy kini lebih sering terdiam dan menangis. Ia sering melihat ramainya kota di lantai atas rumahnya. Hari ini aku beranikan diri untuk bertanya,
 "Windy, lagi apa?"
 " Mencari matahari untuk menghentikan waktu, val" Ucap Windy
Aku belum pernah mendengar Windy mengatakan hal seperti itu. Apa artinya kata itu?


                                                                              baca Biarkan Air Mengalir, Tuhan 2

1 komentar: